Bagi Anda yang kerap membuat atau membaca laporan keuangan pasti sudah tidak asing dengan istilah harga pokok penjualan. Ini merupakan salah satu elemen penting dalam laporan keuangan yang menjadi salah satu unsur dari biaya produksi setiap perusahaan. Maka dari itu, perhitungan harga pokok penjualan harus dilakukan dengan tepat.
Harga pokok penjualan (HPP) merupakan jumlah pengeluaran dan beban yang dikeluarkan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses menghasilkan produk atau jasa. Dalam prinsip akuntansi Indonesia, HHP juga diartikan sebagai jumlah pengeluaran dan beban yang dikeluarkan baik secara langsung atau tidak untuk menghasilkan barang atau jasa dalam kondisi dan tempat barang itu dapat dijual atau digunakan.
Lalu bagaimana cara menghitung harga pokok penjualan dan apa saja komponen yang ada di dalamnya? Yuk, simak info lengkapnya sebagai berikut.
Komponen dalam Harga Pokok Penjualan (HPP)
Dalam perhitungan HPP, ada beberapa komponen yang perlu Anda perhatikan. Sebelum menghitung berapa harga pokok penjualan, ketahui dulu komponen apa saja yang ada dalam HPP, yaitu:
1. Persediaan awal barang dagang
Persediaan awal barang dagang merupakan persediaan yang tersedia di awal periode akuntansi perusahaan. Anda bisa cek saldo persediaan awal barang di neraca saldo periode berjalan atau di awal perusahaan pada tahun sebelumnya.
Baca Juga : Cara Meningkatkan Omset Penjualan Online, Mudah!
2. Persediaan akhir barang dagang
Persediaan akhir barang dagang merupakan persediaan barang yang ada di akhir periode akuntansi perusahaan atau pada akhir tahun buku berjalan.
3. Pembelian bersih
Pembelian bersih dalam HPP merupakan keseluruhan pembelian barang dagang yang dilakukan perusahaan untuk pembelian barang yang dilakukan secara tunai atau kredit. Unsur yang termasuk dalam pembelian bersih ini antara lain pembelian kotor, pengurangan harga, retur pembelian, potongan pembelian.
4. Penjualan bersih
Pembelian bersih adalah salah satu unsur pendapatan perusahaan yang cara menghitung pembelian bersih terdiri dari tiga komponen penting yaitu retur pembelian, pembelian kotor, dan pengurangan harga.
Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan
Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dalam beberapa langkah atau tahapan.Berikut ini langkah-langkah cara menghitung HPP yang perlu Anda lakukan:
1. Hitung nilai penjualan bersih
Penjualan Bersih = Total nilai penjualan – Retur penjualan
2. Hitung nilai pembelian bersih
Pembelian Bersih = ( Pembelian + Ongkos angkut pembelian) – (Retur pembelian + Potongan pembelian)
3. Hitung persediaan barang
Persediaan Barang = Persediaan awal – Persediaan akhir
4. Harga Pokok Penjualan (HPP)
HPP = Pembelian bersih + Persediaan awal – Persediaan akhir
Baca Juga : Mau Memulai Bisnis? Inilah Cara Membuat dan Contoh Perencanaan Usaha
Contoh Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Untuk memudahkan memahami cara menghitung harga pokok penjualan, Anda bisa menyimak contoh di bawah ini:
Laporan keuangan toko A sebagai berikut:
- Persediaan awal barang 2022 = Rp 500.000.000
- Pembelian baru selama 2022 = Rp 800.000.000
- Persediaan akhir barang 2022 = Rp 600.000.000
HPP = Pembelian bersih + Persediaan awal barang – Persediaan akhir barang
= Rp 800.000.000 + Rp 500.000.000 – Rp 600.000.000
= Rp 1.000.000.000.000
Jadi toko A telah berhasil menjual barang dagangan sebesar Rp 1.000.000.000 selama tahun ini.
Dalam sebuah bisnis, penting untuk memahami cara menghitung harga pokok penjualan (HPP) ini. Hal tersebut karena perhitungan HPP yang tepat sangat berpengaruh terhadap keakuratan perhitungan laba perusahaan. Maka dari itu, laporan keuangan perusahaan harus disusun dengan tepat dan teliti karena berpengaruh terhadap kondisi financial perusahaan secara keseluruhan.
